Sabtu, 07 Maret 2009

TENTANG IRENE

Irene, nama gadis manis itu. Supel, selalu tampil energik dengan warna-warni cerah. Sekilas terkadang terkesan angkuh. Namun, mengherankan karena Irene bisa masuk ke semua kalangan. Sepintas lalu orang pasti menyangka Irene adalah gadis yang tak pernah punya masalah. Selalu tampil cuek dengan celoteh cerianya. Bisa melangkah kemanapun dengan bebas. Tapi apakah orang pernah mencoba mencari tahu? Siapa Irene di balik sikap cuek dan cerianya selama ini?
Irene hidup di lingkungan keluarga yang sederhana. Dari kecil Irene bukan sebuah pribadi yang dekat dengan orang tuanya. Irene lebih dekat dengan pribadinya sendiri. Irene sulit mempercayai orang lain. Namun satu hal, Irene berusaha untuk menjaga setiap kepercayaan yang di berikan kepadanya. Irene bertumbuh sebagai remaja yang egois. Sebagai sosok yang tidak pernah peduli terhadap siapapun. Sampai pada suatu hari Irene harus benar-benar belajar tentang keberadaanya di samping orang lain di sekitarnya. Butuh proses yang panjang dan rumit buat belajar, bersabar tentang segala hal yang terjadi dalam hidup ini. Belajar menghargai saat orang lain berkata tidak, memang sangat sulit sekali. Dan sangat menyakitkan saat Irene harus mengalah dengan keadaan, dan memilih alternatif lain supaya bisa tampil sebagai pemenang.
Hal pertama yang Irene pelajari adalah menghargai waktu. Hal itu terjadi saat Irene mengenal seorang Aris. Irene bener-bener belajar untuk konskuen dengan waktu yang Irene janjikan. Mengatur detik demi detik yang Irene lalui. Mengisi setiap ruang kosong dengan hal yang berguna. Setelah itu Irene mulai mengenal lebih banyak orang, dengan berbagai karakter yang berbeda. Irene kembali belajar memahami orang lain. Irene berusaha masuk ke alam pikiran orang lain. Irene tidak memaksakan orang lain untuk mengerti Irene. Tapi justru sebaliknya.
Dari setiap masalah yang hadir dalam hidupnya, Irene belajar untuk lebih dewasa dalam bertindak dan berbicara. Setiap masalah yang datang, Irene jadikan sebagai alat untuk membentuk karakternya. Dengan berbagai tantangan yang ada, Irene merasa lebih kuat. Irene belajar untuk tidak lemah dan tidak mudah putus asa. Setiap kesedihan yang muncul, Irene anggap sebuah teguran dari sang pencipta. Semua sukacita yang Irene rasakan, Irene menerima sebagai hadiah yang menjadi bagian Irene dari yang Maha Kuasa.
Kini bagi Irene, bahagia atau sengsara tergantung bagaimana cara seseorang menerima, menanggapi dan menghadapi setiap masalah yang ada.